PenaTerkini.com, Medan – Salah satu pekerjaan irigasi yang dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II di Sumatera Utara (Sumut), terutama Pembangunan Suplesi Bendung Sei Silau di Kabupaten Asahan pada tahun 2022, ternyata masih belum dapat difungsikan. Walaupun secara kontraktual sudah dinyatakan selesai, namun secara fungsinya yaitu untuk memberikan tambahan debit air ke sungai Bunut belum dapat difungsikan.
“Hal ini diakibatkan terkendala proses ganti rugi tanah belum dapat dilaksanakan, dikarenakan terdapat area lapangan yang masih berada di areal antara PTPN IV dan masyarakat setempat yang sejak lama mendiami lahan tersebut,” kata Kepala Satuan Kerja (Kasatker) SNVT PJPA, Robby Indra Gartika didampingi Bachtiar Malthus Hutagaol sebagai Koordinator Teknik SNVT PJPA Sumatera II di ruang kerjanya, Senin (3/3/2024).
Sampai dengan akhir 2022, lanjut Robby, permasalahan ini tidak kunjung selesai, karena tidak mendapat titik temu kepada siapa pembayaran ganti rugi tersebut dilaksanakan. Karena ada kekhawatiran masalah hukum. Adapun lokasi yang dimaksud adalah berupa penuntasan saluran suplesi, yaitu saluran yang akan mengalirkan debit tambahan air dari bendung Sei Silau ke Sungai Bunut yang masih tersisa 2.8 KM lagi yang terletak di Desa Silau dan Desa Bunut Kabupaten Asahan.
“Apakah ganti rugi diberikan kepada PTPN IV karena irigasinya melewati tanah kebun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut atau kepada masyarakat dan petani yang telah mendiami lokasi tersebut. Hal ini sampai kontrak berakhir tidak dapat diputuskan, sehingga kami khawatir akan ada masalah dikemudian hari. Oleh karena itu kami tidak laksanakan,” ujarnya.
Robby juga menyampaikan bahwa permasalahan ini telah diketahui oleh pihak Pemda setempat dan juga pihak DPRD Asahan dalam pertemuan yang pernah dilakukan sebelumnya, dan sedang diupayakan penyelesaiannya.
“Hingga kini berbagai pihak masih tetap melakukan koordinasi untuk mencari solusi yang terbaik.” tambah Robby.
Diakuinya, bahwa jika kendala tersebut tidak bisa diselesaikan, maka proyek Bendung Suplesi Sei Silau ini belum dapat memberikan hasil yang optimal dalam menambah suplai air bagi petani di bagian hilir Sungai Bunut yang saat ini masih mengalami keterbatasan suplai air akibat kecilnya debit Eksisting dari Sungai Bunut.
“Jadi, konsekwensinya penyelesaian saluran suplesi ini sangat ditunggu masyarakat terutama petani, sehingga dapat meningkatkan produktifitas pertanian dan tentu saja menambah kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan nantinya,
ucap Robby.
Selain itu, tambahnya, BWS Sumatera II juga berharap untuk dapat memaksimalkan fungsi bendung dan agar sungai Bunut dapat menerima pasokan air yang lebih besar lagi.
“Oleh karena ini Pemda harus dapat melaksanakan pembebasan di kanan dan kiri sungai Bunut, sehingga sungai Bunut dapat diperlebar. Selain dapat meningkatkan debit air, hal ini juga dapat mengurangi resiko banjir yang telah sering terjadi didaerah ini,” pungkas Robby.
Wijaya
Discussion about this post